Senin, 09 November 2009

Manajemen Potensi Sumber Daya Informasi dan Telekomunikasi (lanjutan)

Sistem Telekomunikasi (Indonesia) ialah suatu game yang sangat kompleks dan bersifat multidemensional. Kita bisa membayangkan secara visual bahwa hal tersebut memang kompleks bila jutaan pengguna berbagi (sharing) fasilitas yang sama untuk mengirim, menerima, dan transaksi mereka masing-masing. Terbayang beratus macam terminal dan komputer dengan jaringan data serta berbagai protokolnya untuk bisa saling berkomunikasi. Terbayang ratusan ribu terminal telepon umum dan telepon umum kartu, serta jutaan kabel-kabel primer, sekunder, saluran penanggal, maupun jaringan nirkawat (wireless) sampai ke pelanggan-pelanggan, yang harus dikolola setiap saat. Terbayang ribuan kilometer kabel serat optik terbentang di bawah laut, repeater-repeater gelombang mikro di gunung-gunung yang berjumlah ratusan bahkan mungkin akan menjadi ribuan, stasiun-stasiun bumi kecil yang terpencar di seluruh pelosok tanah air, serta terbayang pula sejumlah satelit yang sangat canggih dan sangat powerful untuk digunakan oleh seluruh bangsa-bangsa ASEAN. Hal yang sama tentunya berlaku bagi sistem informasi nasional.

Namun di balik itu semua, terbayangkan kan oleh Anda bahwa keberadaan semua elemen jaringan telekomunikasi Indonesia tersebut adalah hasil pembangunan bangsa ini., dan kini juga sedang dikelola oleh putra-putri terbaiknya. Merekalah sebenarnya penanggungjawab, penggerak dan penentu dari seluruh sistem ini. Semuanya, mulai dari pemegang keputusan sampai ahli-ahli komunikasi satelit sampai dengan penyambung kabel, mulai dari perencana strategis sampai kepada kontaktor kabel, mulai dari ahli network management sampai kepada petugas maintenance stasiun bumi di Tual nun jauh di sana, dan mulai dari ahli-ahli perancang sistem informasi sampai pengantar telegram. Semua, semua yang terkait dengan sistem informasi dan sistem telekomunikasi nasional, berhak disebut potensi telekomunikasi nasional. Semuanya merupakan aset nasional yang harus dihargai, disantuni, dikembangkan, diberi tangjungjawab dan di-recognized secara wajar. Mereka bukan hanya perlu diberi wawasan nasional, tetapi juga wawasan regional, global, dan futuristik. Mereka perlu ditingkatkan keterampilannya, dan mereka perlu ditambah jumlahnya sesuai dengan perkembangan kebutuhan, apalagi dalam kontek antisipasi ke arah global information insfrastruktur (GII) yang harus memepersiapkannya. Jadi secara nasional nampak perlu adanya pengelola potensi sumberdaya informasi dan telekomunikasi yang ada maupun yang akan dibutuhkan, dengan didukung oleh sistem informasi yang memadai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar